Hacker Indonesia Serang 100 Situs Australia Para peretas yang mengaku ada kai...

Hacker Indonesia Serang 100 Situs Australia



Para peretas yang mengaku ada kaitannya dengan kelompok aktivis internasional Anonymous, merusak laman-laman bisnis Australia dan kantor pemeritah Filipina. Satu kelompok yang menamakan dirinya “Anonymous Indonesia’ memposting daftar berisi lebih dari 100 situs Australia yang diretas.



Mereka menyebut aksinya ini sebagai jawaban atas laporan aktivitas mata-mata Australia. Laman-laman yang dibobol dengan pesan singkat “Stop Spying on Indonesia” kebanyakan milik usaha kecil Australia dan sepertinya diserang secara acak.



Dalam kesempatan terpisah, sebuah grup yang menamakan dirinya “Anonymous Philippines” mengungkapkan di laman Facebook-nya bahwa mereka telah meretas situs-situs pemerintah Filipina dengan pesan dukungan untuk kampanye anti politik uang.



Menurut Reuters, berita peran Australia dalam program spionase pimpinan AS akan memburukkan hubungan negeri itu dengan Indonesia. Indonesia sendiri sudah memanggil Dubes Australia menyusul laporan bahwa Kedubet Australia di Jakarta dipakai untuk kegiatan mata-mata.



Pemerintah Indonesia sendiri telah menyampaikan protes kepada Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Jakarta, dan memanggil Dubes Australia di Jakarta, Greg Moriarty. Namun menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Martu Natalegawa jawaban dari perwakilan kedua negara itu sangat normatif, tidak menyangkal dan tidak membenarkan.



“Jawaban yang diperoleh dari kepala perwakilan Kedubes AS dan Australia di Jakarta sama dengan yang diterima negara-negara lain dengan situasi serupa: AS dan Australia tak dapat mengonfirmasi atau menyangkal kabar tersebut,” kata Marty dalam konferensi pers di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin (4/11).



Menlu Marty menyebutkan, jawaban tersebut tidak hanya diterima Indonesia, tetapi juga negara-negara lain yang diberitakan telah disadap. “Jadi, ini adalah jawaban yang umum yang diterima oleh setiap negara,” tegas Marty sembari menyebutkan, khusus untuk AS mereka mengaku sedang mengevaluasi pengumpulan data intelijen.



Karena itu, lanjut Menlu, yang dapat dilakukan Indonesia adalah meningkatkan kewaspadaan. Indonesia akan melakukan berbagai upaya agar masalah keamanan terkait penyadapan ini dapat teratasi dan tidak terjadi kembali. “Ke depan kita tak dapat lagi menerima tindakan seperti ini. Kita menuntut kejadian seperti ini tak terjadi di masa depan,” tegas Marty. “Cukup sudah.”



Tak hanya itu, Indonesia akan mengkaji ulang kerjasama pertukaran informasi dengan AS dan Australia. “Kalau mereka melakukan pengumpulan data intelijen di luar kerangka resmi, apa manfaat kerangka resmi tersebut?” kata Menlu Marty Natalegawa.



Menlu menegaskan, kasus penyadapan ini telah menyebabkan menurunnya kepercayaan Indonesia terhadap Amerika Serikat dan Australia. Kondisi tersebut dinilai dapat merusak hubungan bilateral antara Indonesia dan kedua negara tersebut.

Sumber



0 komentar:

Posting Komentar